Walikota Mataram Raih Penghargaan Dari KPA Nasional
Posted by :
Unknown
on :
0 comments
Walikota
Mataram H. Ahyar Abduh mendapatkan piagam penghargaan dari Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional.
Piagam
penghargaan tersebut diberikan kepada walikota Mataram, Minggu (01/06), sebagai
bentuk apresiasinya pemerintah kota mataram telah mampu menekan perkembangan
HIV/AIDS di Kota Mataram.
Penghargaan
yang ditandatangani oleh Sekretaris KPA Nasional Dr. Kemal N. Siregar ini
diterima oleh Asisten III Setda Kota Mataram Lalu Indra Bangsawan di Hotel
Grand Legi Mataram, pada saat Pertemuan Regional Wilayah Sunda Kecil yang
diselenggarakan oleh KPA Nasional bersama KPA Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pertemuan
yang dibuka oleh Wakil Gubernur NTB H. Muhammad Amin ini diikuti oleh para
penggiat HIV/AIDS dari tiga provinsi yang masuk ke dalam wilayah Sunda Kecil.
Yaitu Provinsi NTB, NTT, dan Provinsi Bali.
Menanggapi
perolehan penghargaan yang diperoleh Walikota Mataram, dalam sambutan tertulis
Walikota yang dibacakan oleh Asisten I Lalu Indra Bangsawan, Indra menyampaikan
permohonan maaf dari Walikota Mataram yang tengah berada di Jakarta untuk
mengikuti pengarahan dari Presiden dalam rangka penyelenggaraan Pilpres 2014.
Sehingga
tidak dapat menerima penghargaan secara langsung. Meski demikian tanpa
mengurangi makna dari penghargaan yang telah diterima, Walikota mensyukuri
perhatian yang diberikan oleh KPA Nasional pada upaya penanggulangan HIV/AIDS
di Kota Mataram. "Penghargaan ini menjadi motivasi bagi Pemerintah Kota
Mataram untuk lebih giat berusaha menekan perkembangan penyakit ini",
seperti dibacakan Indra.
Sementara
itu dikatakan Sekretaris KPA Nasional Kemal N. Siregar dalam sambutannya di
hadapan peserta yang merupakan perwakilan dari sekretariat KPA dan Dinas
Kesehatan dari Provinsi Bali, NTB, dan NTT, penyebaran penyakit yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia ini terbilang cukup tinggi meski di beberapa
daerah telah terjadi penurunan jumlah kasus. Sampai dengan Desember 2013,
tercatat sebanyak 127.427 kasus di Indonesia, dengan jumlah tertinggi yang
ditemukan pada kelompok umur produktif.
Untuk
penderita dari golongan pengguna narkoba suntik saat ini cenderung menurun.
"Yang masih mengkhawatirkan yang dari golongan homoseksual, hubungan tidak
aman antara laki-laki dengan laki-laki", tuturnya.
Penyebaran
HIV lanjut Kemal, tidak mengenal batas daerah dan bisa menyebar kemana saja.
Apalagi penderitanya tidak bisa dilihat secara kasat mata. Penderita yang
positif terpapar virus yang menular akibat gaya hidup beresiko ini bisa saja
tampak sehat. Karena sejak masuknya virus sampai dengan menimbulkan tanda
penyakit membutuhkan waktu cukup lama, sampai lebih dari sepuluh tahun.
Bahkan
belakangan ada fenomena masuk ke kalangan ibu rumah tangga, yang berarti
potensial mengarah ke anak-anak juga. Karenanya faktor resiko penularan HIV
harus ditekan serendah mungkin. "Dalam pertemuan ini akan dirumuskan
kembali langkah-langkah yang lebih konkrit. Semua harus dibenahi, termasuk
kerjasama dengan semua lapisan masyarakat", tutupnya
Saved under :
Info Mataram,
Mataram
No comments: